MediaJawa — Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Tengah (Kanwil Kemenkumham Sulteng) melalui Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Palu kembali menunjukkan komitmennya bertransformasi dengan berfokus meningkatkan bacaan Al-Qur'an bagi para anak binaannya.
Kepala LPKA Palu, Mohammad Kafi, sendiri menekankan bahwa program ini bukan sekadar aktivitas keagamaan, melainkan bagian dari pembinaan karakter anak-anak binaan.
Sejak dilantik sebagai Kepala LPKA Palu, Kafi juga menuturkan bahwa pihaknya telah mengembangkan program keagamaan secara intensif. Hal itu, dilakukan untuk membimbing para anak binaan sebutan anak berhadapan hukum dalam memahami bacaan Al-Qur'an dengan baik dan benar.
“Kami ingin memastikan bahwa mereka bukan hanya sekadar membaca, tapi juga memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya. Ini adalah kunci utama dalam transformasi mereka menjadi pribadi yang lebih baik,” jelasnya.
Selain fokus pada kualitas bacaan, program ini juga mendorong anak-anak untuk berbagi pengetahuan dan saling mendukung. Dalam kelas, mereka saling mengoreksi dan memotivasi satu sama lain, menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan penuh kebersamaan.
“Ini bukan tentang berapa banyak surah yang bisa dihafal, tapi tentang sejauh mana kita bisa meresapi makna dari setiap ayat yang dibaca,” tambah Kafi. Kamis, (3/10/2024).
Salah seorang anak binaan (YG) pun menyatakan bahwa belajar Al-Qur'an membantunya menemukan ketenangan batin.
“Dulu, hidup saya hanya dipenuhi amarah dan kekosongan. Tapi saat mulai memahami ayat demi ayat, ada sesuatu yang berubah di hati saya,” ujarnya.
Sementara itu, program keagaman itu juga mendapat tanggapan positif dari Kepala Kanwil Kemenkumham Sulteng, Hermansyah Siregar. Ia menilai bahwa upaya tersebut merupakan langkah penting dalam menciptakan generasi anak-anak yang lebih baik.
“Membangun generasi yang berakhlak mulia adalah investasi jangka panjang untuk bangsa ini. Apa yang dilakukan oleh LPKA Palu dengan program Al-Qur'an ini adalah bukti nyata bahwa pembinaan tidak hanya soal pengawasan, tetapi juga tentang penguatan karakter spiritual,” tegas Hermansyah.
Selain mengasah bacaan, Hermansyah Siregar berpendapat kegiatan ini juga mendorong anak-anak untuk saling berbagi pengetahuan dan dukungan satu sama lain.
Di tengah prosesnya, kata dia, LPKA Palu juga berupaya membangun ruang pembinaan yang bermakna, yang tidak hanya menekankan pada pendidikan formal, tetapi juga pada bimbingan mental dan spiritual.
“Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menyiapkan mereka kembali ke masyarakat sebagai individu yang berintegritas dan berdaya,” pungkas Hermansyah Siregar.
- KANWIL KEMENKUMHAM SULTENG